Formula Rahasia 'Someone Like You' Adele

TEMPO.CO , Vancouver-- Air
mata Adele terkuras ketika dia patah hati karena ditinggal kekasihnya. Kini
lagu Someone Like You, yang menceritakan kisah pedih penyanyi asal
Inggris itu juga ikut menguras air mata pendengarnya.
Senandung sedih Someone Like You, yang melambungkan nama Adele,
ternyata mengandung formula khusus yang dapat membuat pendengarnya dicekam
perasaan emosional.
Anda pasti mengetahui perasaan itu. "Rambut di belakang leher Anda
berdiri, getarannya sampai ke tulang belakang, tenggorokan Anda terasa
tercekik, bahkan air mata menggenang di sudut mata," kata John Sloboda,
dosen psikologi musik di Guildhall School of Music and Drama London, Inggris.
Sloboda mempelajari reaksi fisik terhadap musik dan menemukan bahwa ornamen
musik tertentu dapat memicu reaksi emosional yang kuat.
Ornamen musik inilah yang terdapat dalam lagu Someone Like You, yang
dinyanyikan Adele, peraih enam penghargaan Grammy 2012. Lagu itu sendiri memang
memancarkan kesedihan yang terbaca jelas dari syair lagu tentang hancurnya
sebuah hubungan asmara. Adele memang menciptakan lagu ini untuk menceritakan
pengalaman hidupnya, bagaimana dia tak kunjung mampu melupakan mantan
kekasihnya.
Namun, di luar syair sedih itu, terdapat elemen lain yang membuat pendengar
lagu ini ikut dicekam rasa sedih, tersembunyi di balik suara contralto dan
denting piano, Adele memasukkan not dekorasi pengiris hati. Dekorasi itu
bernama appoggiatura.
Istilah appoggiatura dikenal dalam buku teks musik sebagai ornamen yang
disematkan pada lagu, sehingga membuat pelencengan nada atau dikenal sebagai
disonansi. Sebagai dekorasi, appoggiatura direalisasikan sebagai not yang
beberapa tingkat lebih tinggi atau lebih rendah ketimbang not sebelumnya.
Kehadiran elemen ekstra inilah yang mengacaukan harmoni lagu.
Jauh sebelum Adele menyanyikan lagu Someone Like You, John Sloboda
telah mengamati kaitan antara appoggiatura dan rasa haru. Pada 1991, dia
meminta sejumlah pencinta musik menunjukkan bait lagu yang membuat tulang
punggungnya merinding. Hasilnya, 90 persen peserta eksperimen menunjuk bait
dengan ornamen appoggiatura di dalamnya.
Ahli psikologi dari University of British Columbia, Kanada, Martin Guhn,
menelusuri latar belakang di balik hubungan ornamen lagu dengan rasa sedih,
seperti yang ditunjukkan Sloboda. Martin Guhn, setelah 15 tahun kemudian,
menemukan penjelasan tentang hal ini dengan menyebut appoggiatura sebagai
ornamen yang bertugas mengaduk-aduk perasaan pendengar.
"Not pada appoggiatura menciptakan ketegangan bagi
pendengar," ujar dia kepada Wall Street Journal.
Konduktor sekaligus komentator musik, Rob Kapillow, mengatakan appoggiatura
bertugas membuat ketidakselarasan sekejap yang pulih secara cepat pada nada
berikutnya. Tak ada aturan mengenai berapa lama ketidakselarasan ini dimainkan.
Namun pelencengan nada bisa dilakukan dua arah: lebih tinggi atau lebih rendah
dari not pendahulu.
Not penerbit tangis menyerang sejak bait pertama. Adele memulai lirih pada
kata-kata "I heard" yang harmonis atau biasa disebut konsonansi. Nada
harmonis seperti ini menciptakan rasa lega di batin pendengar. Suasana lagu
segera berubah ketika Adele melanjutkannya dengan kata-kata "that
you're" yang turun setengah tingkat dari not sebelumnya. Hal ini disebut
disonansi dan menciptakan guncangan batin.
Lagu kembali berlanjut dengan harmonis pada lirik "settled down".
Setelah itu, not kembali turun melalui kata-kata "that you". Sangat
wajar jika emosi bergejolak ketika diombang-ambing ketegangan dan kelegaan
seperti ini.
"Appogiatura ada di seluruh bagian lagu. Disonansi dan konsonansi
sahut-menyahut, ini yang dimaksud psikolog sebagai pembuat tangis," ujar
Kapillow kepada NPR.
Contoh lain berada pada chorus. Kata "Nevermind I find someone like"
yang harmonis diakhiri dengan kata "you" pada nada yang meloncat
tinggi. Appoggiatura penerbit tangis kembali muncul.
Pembedahan lagu Adele kembali mengungkap rahasia. Ada empat faktor kunci yang
teridentifikasi pada lagu penerbit tangis. Pertama, syair dimulai dengan
lambat, kemudian mendadak berubah cepat. Kedua, muncul "suara" baru
dari alat musik, menciptakan harmoni anyar.
Faktor kunci ketiga adalah terjadinya perluasan frekuensi suara, naik atau
turun hingga beberapa tingkat. Keempat, muncul penyimpangan, sehingga
mengacaukan harmoni. Semua faktor ini dipertegas dengan kejutan pada volume
suara, warna nada, dan pola harmoni.
Jika lagu Someone Like You menciptakan kegalauan yang sangat besar, kenapa
pendengar tetap menyukainya? Bahkan 21, album kedua penyanyi asal Inggris itu,
menjadi album terbaik dalam penghargaan Grammy 2012 meski seluruh tembangnya
menyuarakan kegalauan hati.
Penelitian oleh Robert Zattory dari McGill University menyebutkan musik yang
mengguncang emosi membuat tubuh melepaskan dopamine dari otak tengah. Substrat
ini juga dilepaskan ketika manusia mengkonsumsi makanan, melakukan aktivitas
seksual, atau mengkonsumsi narkoba. Karena itu, menurut Zattory, semakin
menyedihkan sebuah lagu, semakin sering pendengar mengulangnya.
Perlahan namun pasti, lagu sedih dengan ornamen appoggiatura akan menapaki
tangga popularitas. Sebagai bukti, lagu-lagu yang memakai appogiatura, seperti
Without You oleh Mariah Carey, We Can Work It Out oleh The Beatles, dan Rainbow
Connection oleh Kermit The Frog juga mendapat penerimaan luas oleh pencinta
musik.